Halaman

Kamis, 16 Februari 2012

DARI MEJA KETUA 1


PENDIDIKAN ADALAH SALAH SATU PILAR KEKUATAN DAN SOLUSI BAGI GEREJA DALAM MENGHADAPI TRANSFORMASI DUNIA

”Berpeganglah pada didikan janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.” (Amsal 4:13)
Secara mikro dan makro bahwa sejalan dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi secara global pada era modern dan paskah modern ini, Gereja tidak boleh mengeksklusifkan diri pada sisi dan kepentingan yang sempit, sebab pendidikan adalah bagian dari pilar dan instrumen yang sangat kuat bagi Gereja Tuhan untuk memajukan Gereja Tuhan pada masa kini dan pada masa yang akan datang. Selain itu, secara fundamental pendidikan adalah bagian dari strategi Gereja untuk membangun dan memajukan tubuh Kristus itu sendiri, sehingga di dalam dinamikanya diharapkan:
1.Gereja menyiapkan generasi mudanya untuk dididik dalam segala bentuk ilmu pengetahuan demi mencerdaskan serta mengembangkan sumber daya manusia umat, sehingga kalau umat menjadi cerdas dan memiliki sumber daya manusia yang handal, akan dapat berdampak pada penguatan ekonomi dan pemecahan permasalahan Gereja pada masa yang akan datang.
2.Gereja dapat memberi kontribusi terhadap pengembangan pendidikan di dalam banyak hal misalnya: menyediakan beasiswa, serta infrastruktur bagi pengembang-an pendidikan, dll.
3.Lembaga pendidikan khususnya dalam rangka melaksanakan fungsinya tidak merasa sendirian, karena ia merasa turut didukung oleh umat. Sehingga kualitas edukasinya terus terjamin dan terpelihara.
Persoalan sekarang, sejauh manakah Gereja memberi kontribusinya terhadap pendidikan umat? dan sejauh manakah kesadaran yang ada pada Gereja bahwa pendidikan itu penting dan milik siapa?  Karena pendidikan itu tidak hanya milik keluarga dan pemerintah. Sebab kalau umatnya pintar akan pasti memberikan kontribusi yang hebat kepada Gereja secara keseluruhan. Karena hakikat pendidikan dalam konteks Gereja adalah salah satu alat yang mentransformasikan manusia menjadi manusia seutuhnya.
Seorang tokoh Pahlawan Indonesia yang berasal dari Sulawesi utara Prof. Dr. Samratulangi dalam filsafatnya mengatakan “Si tou timou tumou tou,” artinya: “manusia baru dapat disebut sebagai manusia jika sudah dapat memanusiakan manusia.”
Di dalam filsafat ini salah satu cara memanusiakan manusia adalah melalui pendidikan. Sehingga bilamana Gereja mau memanusiakan umatnya untuk menjadi manusia seutuhnya maka suka atau tidak suka Gereja harus berusaha memberikan kontribusi nyata kepada proses pendidikan.
Selain itu makna pendidikan umat secara organisatoris, dan secara proporsional, akan melahirkkan generasi para pemimpin yang kuat untuk lebih mempertajam visi, dan misi Gereja ke depan, sehingga kualitas dan kemajuan Gereja akan sangat mungkin dicapai dan dipertahankan. Dengan demikian kalau itu yang terjadi di dalam Gereja, maka di dalam proses internalisasi Gereja dalam dinamika transformasi yang terjadi pada dunia akan tetap eksis, tetapi kalau tidak Gereja akan digilas oleh zaman, dan kita tidak heran kalau satu saat terjadi degradasi di dalam Gereja, seperti kemurtadan dan kesuaman di mana-mana, karena sumber daya manusia, ekonomi, serta spiritualitas, dan moralitas Gereja tidak siap menghadapi trnasformasi yang terjadi pada dunia kita.
Kaitannya dengan spesifikasi Pendidikan Teologi bahwa Pendidikan Teologi berperan melahirkan para Teolog, para Gembala, para Penginjil yang diharapkan bersinergi dengan kekuatan lain yang ada di dalam Gereja, sehingga terjadi keseimbangan kekuatan untuk memajukan Gereja. Oleh karena itu Gereja tidak boleh bersikap apriori terhadap dimensi ini. Diharapkan kepada Gereja, dan para pemimpinnya memberi perhatian terhadap perluasan lapangan pelayanan, serta mendorong generasi muda untuk menempati posisi pelayanan masa depan, agar tidak terjadi krisis dalam kepemimpinan dan pelayanan Gereja pada masa yang akan datang.
Akhirnya saya mengucapkan selamat Natal, kepada seluruh Gereja Tuhan, dan selamat melayani kepada rekan-rekan pelayanan Tuhan di seluruh Kalimantan Timur dan yang ada di seluruh Indonesia. Tuhan memberkati. Shalom. (STTT, Medio Juni 2011)

Tidak ada komentar: